Belajar dari Lanyrd.com : Kisah startup dari ide sampai eksekusi


Tadi pagi saya baca kisah startup Natalie Down dan Simon Willison (suaminya) di blognya dalam membangun startup dari awal hingga investing plan, dan produksi. Mereka cukup terkenal di kalangan startup dengan produknya Landyrd. Lanyrd merupakan media online yang berfungsi menghimpun acara conference, seminar dan lainnya dalam satu portal. Conf apapun dapat masuk sana dengan segala event di dalamnya. Pada saat hari pertama launching, media ini langsung dapat sorotan TechCrucnh hingga baru bulan ini Lanyrd resmi diakusisi Eventbrite, perusahaan stratup besar yang bergerak dalam bidang yang sama hanya skala lebih besar. Impressive.

Usaha Lanyrd.com

Natalie mengawali kisahnya dengan pernikahannya pada Juni 2010. Di sana lah awal mula segalanya. Dia dan suaminya memulai usaha startup Lanyrd. 10 tahun sebelumnya mereka berdua bertemu di universitas yang sama dan sering kali melakukan side projects yang serupa. Track record yang bagus, panjang dan konsisten.

Cukup panjang kisah yang disampaikan Natalie. Segala aspek diceritakan. Dia ingin temen-temen yang melakukan hal yang sama tahu benar bahwa doing startup is hard dan jangan melakukan kesalahan yang sama. Tulisan itulah yang memang dia ingin dengar saat mulai masuk startup, tapi tidak ada satupun yang membicarakan demikian, maka dia buatlah sekarang.

Membuat startup berarti membuat usaha bersama. Ada komunitas di dalamnya. Maka dari itu,  kamu ga bisa melakukan itu sendiri. “You just can’t. You’ll go mad. You really need to be surrounded by friends, family, and advisors who love you and want you to do well”. Hal ini sangat penting diperhatikan, paling tidak buat saya dalam membangun usaha startup ini. Dukungan dari lingkungan sekitar sangat membantu perkembangan kerja kita. Memang cukup berat, ditambah iklim di negeri kita ini yang masih menganggap Entreprenuer merupakan hal ke-tigapuluh sekian setelah pekerjaan swasta, negeri dan guru tidak ada. Entrepenuer nyaris dilakukan oleh pemain ‘tua’, bukan anak muda. Sepertinya kita butuh komunitas muda dan tua untuk menggerakkan ini.

Quick Poll, Berapa jumlah teman kamu yang memilih membuat usaha sendiri dari pegawai? Serasa masih dapat kita hitung dengan jari.

Tujuan dan arah gerak yang jelas menjadi awal yang penting bagi setiap startup. Menurut saya banyak startup kolaps di awal tahun-2 karena ketidakjelasan arah dan tujuan. Arah dan tujuan inilah yang nanti akan menentukan projeksi finance yang didapat. Finance jelas menjadi kunci usaha terus hidup. Apabila faktor ini hilang dari penglihatan, usaha tidak akan bertahan lama.

Tampung semua saran dan perkuat keinginan. Sesaat kamu berniat untuk melakukan usaha, trust me, your all firends gonna give a tons advices. Dont worry, tenang, jangan jadikan itu menjadi sebuah beban dan cemoohan. Kita balikan kesempatan itu menjadi peluang positif. Tampung! Kita lakukan sedikit demi sedikit dengan acuan yang terencana.

Natalie pun menjelaskan tentang executive summary, kalau kamu merasa kaya, “Ini cuma ngebuang waktu dan pikiran aja, kita kan udah tau arah tujuan kita, mending kita bahas yang lebih penting deh.’ Hold on there, we gonna fix that. Kita butuh untuk itu. Tulis. Karena semua orang belum tentu bisa menuliskan dengan baik apa yang ada dalam pikirannya, apa yang ada di ucapannya. Tetapi dengan tulisan orang dapat mengerti bentuk usaha apa yang sedang kita lakukan dan disanalah gerbang investasi bermunculan.  Saya sendiri sedang berusaha membangun ini. Lets go get it.

Pergunakan waktu dengan semaksimal mungkin dan dengan cara yang cerdas. Ini hanya opini saya. Karena melakukan usaha sendiri beda dengan pekerjaan sebelumnya yang kita lakukan. Kita tidak dibatasi oleh tenggang waktu dan tekanan orang lain. Kita sendiri yang menentukan tanggalnya dan kita sendiri yang menentukan mau berkemang atau ga ini perusahaan. Spending money wisely, sesaat kita mendapatkan dana pemasukan gunakan dengan bijak untuk pengeluaran yang dirasa perlu. Ingat, ini bukan uang kamu, ini uang usaha, gunakan dengan cermat bukan konsumtif. Di lain pihak kita harus mencari lawyer untuk mengatasi masalah legalitas perusahaan. Legalitas usaha di Indonesia, lagi-lagi, kurang mendukung usaha startup dalam berkembang. Startup yang baru saja belajar merangkak (belum berjalan) sudah dimintai pajak usaha. Ini salah satu kisah teman saya Adam,  dalam mengurus pajak Arnesia, startup game dev.

Terakhir yang merupakan paling penting, buat sesuatu yang berarti. Buatlah produk yang menjadi solusi dari permasalahan khalayak ramai sehingga hidup orang-orang menjadi sedikit lebih mudah karena produk kita. Pikirkan masalah yang kita punya, semua orang punya masalah, kita pun punya masalah. Pecahkan itu. Renungkan apa solusi kita bisa kita adopsi untuk teman-teman lainnya. Dengan itu kita bisa berguna bagi masyarakat. Benar sekali apa yang dikatakan Natalie tentang ini, Al-Quran pun mengajarkan untuk membantu orang lain karena sebaik-baiknya orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Al-Quran memang memiliki nilai kebenaran universal yang pasti dilakukan oleh setiap orang, terlepas orang itu pernah mempelajari Al-Quran atau tidak but its still there.

Thanks Natalie Down bersama suami  atas cerita inspiriasinya. Mari kita kerjakan.

2 thoughts on “Belajar dari Lanyrd.com : Kisah startup dari ide sampai eksekusi

Leave a comment